Thursday, August 13, 2009

No.2 : masalah kompleks ?

seperti apakah masalah kompleks itu ?
masalah yang rumit
maaf, itu cuma ganti kosakata -.-"

hmm, menurut GUA pribadi
yang disebut sebagai masalah kompleks itu...
1. masalah yang titik permasalahannya tidak terletak pada faktor primer, tetapi bisa sekunder, tersier, atau bahkan lebih
ATAU bisa juga ketika
2. masalah itu disebabkan oleh titik2 permasalahan yang saling berinteraksi dengan cara apapun
sehingga ketika menyelesaikannya, kita butuh usaha ekstra

gua sengaja ngebagi si masalah kompleks itu jadi dua
karena memang strukturnya beda, sehingga metode pendekatannya juga berbeda
(akan dibahas PROLOGnya aja, i'm still on research soalnya, baru hipotesis)






1. Masalah yang titik permasalahannya terletak pada faktor yang non-primer

gua akan jelasin dulu mengenai faktor primer (ini bahasa gua ya)
liat diagram di atas deh...

bila OBJEK digambarkan dengan PUSAT DIAGRAM (gambar kotak), maka yang mengelilinginya/di sekitarnya akan saya sebut sebagai FAKTOR
faktor2 ini adalah hal2 yang berhubungan dengan OBJEK tadi, entah dia memiliki flaw atau tidak
apabila satu saja FAKTOR memiliki flaw, maka akan ada kemungkinan bahwa OBJEK memiliki yang namanya MASALAH
ngerti ga?
intinya sih, yang tengah2 tu objek yang dibicarakan, sisanya adalah related link
kalo related link itu ada yang bermasalah, maka mungkin saja masalah itu sampe ke objek pembicaraan

NAH
yang namanya faktor primer, adalah faktor (kotak yang lebih kecil dari yang tengah) yang berhubungan LANGSUNG dengan si OBJEK
faktor sekunder adalah faktor yang berhubungan dengan faktor primer
faktor tersier adalah faktor yang berhubungan dengan faktor sekunder
dan seterusnya
ngerti idenya ?

gua sengaja naro post yang ini tepat setelah post soal INTI masalah (judul : GIMANA CARA BUKA PINTUNYA?!?)
supaya ga ngulang2 lagi

pada suatu masalah, bukannya jarang ya, titik permasalahan akan terletak di faktor yang tidak primer, melainkan pada faktor2 yang lebih sulit terlihat
dan ketika kita tidak bisa menganalisa titik permasalahannya, lagi2 mengulang teks sebelumnya, bukan tidak mungkin kita akan menambah masalah baru ketimbang menyelesaikan yang lama
ga enak ya ?

saran dari gua sih simpel...
analisalah masalah yang dateng
jangan main asal tembak, karena bisa celaka bukannya untung

mengenai contoh...
misalnya begini
ketika lagi bikin kue, entah mengapa kuenya ga mengembang, uda bikin ampe 3 kali padahal
kue ini kan dibikin oleh terigu, telor, dan bahan pengembang
sedangkan nanti terigu harus diayak, telur harus dikocon, dan bahan2 pengembang harus prima
dalam contoh ini, anda dengan bingung menambahkan bahan2 pengembang terus2an dan tetap saja hasilnya tidak bagus
yang ada, kue jadi terasa berbau asam karena bahan pengembang (karbonat)
nyatanya, masalahnya cuma ada di telur yang tidak boleh dingin ketika dikocok
konyol kan ?
kalo dianalisa dari awal, kesalahan seperti ini ga perlu terulang






2. masalah yang titik2 permasalahannya saling berinteraksi


yang ini betulan kompleks sih, hahaha...
tidak peduli terletak di mana faktor2 pencetus masalah, tetapi faktor2 yang jumlahnya tidak tunggal tersebut berinteraksi satu sama lain
ini akan membuat kondisi jadi sangat rumit, karena ketika ingin menyelesaikan satu faktor, kita akan terhambat oleh faktor lain
dalam beberapa kasus, memecahkan satu persatu sesuai urutan kerja adalah hal yang baik
tetapi dalam beberapa kasus lainnya, bisa saja semua faktor harus dikerjakan bersamaan
hal ini butuh analisa lebih lanjut

nih misalnya
misyel ribut ama mire
ternyata ini disebabkan karena (asumsikan faktor yang dianalisa itu betul)
misyel egois, misyel stress, misyel ga suka mire, misyel ga ada semangat hidup
dalam kasus begini, 4 faktor akan saling berhubungan dengan cara yang ga enak
misyel, karena dirinya egois, dia jadi ga suka mire
gara2 ga suka mire, dia jadi stress dan berakhir ga punya semangat hidup

kalo dikasi contoh kaya gini sih enak
uda dianalisa faktornya
dan lagi, gua bahkan menuliskan kronologis penyebab masalah
therefore, kita harus menyelesaikan masalah berdasarkan urutan tersebut
mulai dari menghilangkan keegoisan, barulah misyel bisa mulai suka ama mire, mulai tidak stress dan mendapatkan semangat hidup

dan ketika pengerjaan ini di-twist, bukan tidak mungkin masalah jadi tambah rumit
misalnya kita menyelesaikan masalah ga suka ama mire
misyel memaksa dirinya suka sama mire ENTAH KENAPA
dan akirnya bukannya jadi seneng, bisa jadi makin stress
karena letak permasalahannya ada pada misyel itu egois
selama keegoisannya ga dikurangi, dia ga akan bisa seneng ama mire
ngerti ga ?

intinya sih, pengerjaan runut ini menjadi kunci dari penyelesaian masalah
tapi kadang2, bahkan sering, masalahnya justru terletak pada, MASALAHNYA DI MANA ?
lagi2 kita harus menganalisa dengan hati2 ya
sebelum jadi masalah baru



okeeee
itu namanya singkat (sinkat banget?!?)
ampe pusing sendiri


-kitti-mikir mulu-

No comments: