bukannya lega
yang terjadi malah sebaliknya
hahaha
gitu deh
aku lelaki yang tidak mandiri
tidak bisa hidup tanpa teman...
oh ya, saya ga nyalahin siapa2 yaaa
hanya kadang2 menyalahkan diri sendiri
but i'm not really sure about that
aku...
tidak setegar yang pernah dilihat orang
menangis ketika hal2 kecil hadir
dan berusaha berdiri pada saat hal2 besar datang
sehingga aku selalu terlihat berdiri, karena tidak ada yang peduli terhadap hal2 kecil bukan ?
tidak bisa melakukan hal2 berguna
selalu bermimpi untuk bisa melakukan sesuatu bagi orang lain
tapi ketika kesempatan itu datang, hanya bisa berdiam dan merenung
apa yang bisa aku bawa untuk dunia ?
bukan orang yang punya semangat juang tinggi, rasanya...
ingin menyerah pada saat sedikit kesulitan datang
menjalankan segala sesuatu tanpa semangat yang tinggi
tidak punya teman, lagi2, rasanya...
tidak pernah membuat orang senang, apalagi bersyukur aku ada
bukan pendengar yang baik
apalagi advisor
aku merasa begitu lelah
bukan berarti terlalu lelah
tetapi aku tidak pernah tahu di mana batasku
untuk terus berusaha berjalan bersama dengan dunia
dengan semua yang ada di sekitarku
semua teman tau gua beda
dan gua menyadarinya
makin lama makin terasa...dan terlihat
dan yang pasti, gua ga tau apa gua bisa berubah ke arah mana
pingin istirahat...
i wanna take a rest
mungkin kematian jawabannya
tapi rasanya bukan
kematian tidak menjawab semuanya...
hanya menimbulkan masalah bagi yang hidup
apa...
harus berbuat apa ?
Monday, August 10, 2009
Monday, August 3, 2009
tangisan yang tak pernah terdengar..... atau didengar ?
sudah dua tahun gua meninggalkan dunia yang gelap itu...
entah mengapa hari ini terasa begitu aneh
perasaan tidak enak menyelimuti badan dari pagi
tidak bisa menghentikan otak dari berpikir
sebuah dunia di mana segala yang terlihat menjadi beberapa tingkat lebih buruk dari yang dilihat orang lain
ketika kegelapan menjadi teman dan kemuraman selalu setia di samping gua
tempat di mana segala macam hal bisa mengaitkan ke sebuah akhir yang buruk ; bunuh diri...
percaya atau tidak, saya berasal dari dunia sana
bukan dunia yang seringkali temen2 gua hinggapi
dunia yang bisa berpikir jernih dan positif
tempat untuk menjadi bahagia dan begitu menerima
sama seperti semua orang, saya pun merasa begitu kesulitan ketika harus pindah dunia
bagaimanapun, itulah dunia yang udah gua tinggali belasan tahun
dan sayangnya, emosi bermain banyak, terlalu banyak......
dibilang enak, ENGGA
apa enaknya menangis dan merenung TAK HENTI
kadang2 menjadi seperti orang bolot yang bisa TIBA2 GAK SADAR waktu naik sepeda sampe hampir nabrak mobil dan tiang listrik
dan ga jarang jadi kaya orang kena penyakit mental karena punya dunia sendiri
megangin pisau dan gunting kemanapun lu pergi
mencoba meminum puluhan pil obat
dijauhin orang karena keanehan, sucks...
and the worst part, WE NEVER KNOW HOW TO REACH YOUR WORLD . . .
gua telah menjalani kehidupan yang positif selama 2 tahun (wow...)
at least, gua berhenti berpikir soal bunuh diri dan menangis sendiri selama 2 tahun
belajar untuk menjadi makhluk sosial yang bisa beradaptasi
dan baru bisa percaya, bahwa kehidupan di sisi terang begitu menyenangkan
entahlah, terlalu banyak hal yang membuat gua mencintainya
kebahagiaan tak bersyarat, penerimaan, positivitas, realitas, and so on
sekarang masalahnya adalah (dan begitu berat)
i don't know how to get back there
i don't even know WHAT made me went there and moving on with my life
jangan berkata bahwa aku tidak pernah mencoba meminta bantuan
mungkin ini salah gua juga karena tidak bisa mendeskripsikan rasa yang gua idap (penyakit -.-")
tapi what can i do ?!?!?
this is happening so fast
dan menjadi tidak bisa disadari
i'm scared................................................ very scared
i'm starting to feel SO confused of what to write for my MSN nickname and PM
FB status
have TOO MANY THINGS to write down in my blog
it feels hurt in my chest (really)
and feeling tears being produced inside my eyes, waiting for the right moment to come out
help...
entah mengapa hari ini terasa begitu aneh
perasaan tidak enak menyelimuti badan dari pagi
tidak bisa menghentikan otak dari berpikir
sebuah dunia di mana segala yang terlihat menjadi beberapa tingkat lebih buruk dari yang dilihat orang lain
ketika kegelapan menjadi teman dan kemuraman selalu setia di samping gua
tempat di mana segala macam hal bisa mengaitkan ke sebuah akhir yang buruk ; bunuh diri...
percaya atau tidak, saya berasal dari dunia sana
bukan dunia yang seringkali temen2 gua hinggapi
dunia yang bisa berpikir jernih dan positif
tempat untuk menjadi bahagia dan begitu menerima
sama seperti semua orang, saya pun merasa begitu kesulitan ketika harus pindah dunia
bagaimanapun, itulah dunia yang udah gua tinggali belasan tahun
dan sayangnya, emosi bermain banyak, terlalu banyak......
dibilang enak, ENGGA
apa enaknya menangis dan merenung TAK HENTI
kadang2 menjadi seperti orang bolot yang bisa TIBA2 GAK SADAR waktu naik sepeda sampe hampir nabrak mobil dan tiang listrik
dan ga jarang jadi kaya orang kena penyakit mental karena punya dunia sendiri
megangin pisau dan gunting kemanapun lu pergi
mencoba meminum puluhan pil obat
dijauhin orang karena keanehan, sucks...
and the worst part, WE NEVER KNOW HOW TO REACH YOUR WORLD . . .
gua telah menjalani kehidupan yang positif selama 2 tahun (wow...)
at least, gua berhenti berpikir soal bunuh diri dan menangis sendiri selama 2 tahun
belajar untuk menjadi makhluk sosial yang bisa beradaptasi
dan baru bisa percaya, bahwa kehidupan di sisi terang begitu menyenangkan
entahlah, terlalu banyak hal yang membuat gua mencintainya
kebahagiaan tak bersyarat, penerimaan, positivitas, realitas, and so on
sekarang masalahnya adalah (dan begitu berat)
i don't know how to get back there
i don't even know WHAT made me went there and moving on with my life
jangan berkata bahwa aku tidak pernah mencoba meminta bantuan
mungkin ini salah gua juga karena tidak bisa mendeskripsikan rasa yang gua idap (penyakit -.-")
tapi what can i do ?!?!?
this is happening so fast
dan menjadi tidak bisa disadari
i'm scared................................................ very scared
i'm starting to feel SO confused of what to write for my MSN nickname and PM
FB status
have TOO MANY THINGS to write down in my blog
it feels hurt in my chest (really)
and feeling tears being produced inside my eyes, waiting for the right moment to come out
help...
Friday, July 31, 2009
sedih juga kehilangan satu saudara
STOP !!!
kakak atau adik (gapunya) saya ga ada yang meninggal oke !
hahahah
mari bercerita dari awal de...
i'd rather call him (bener ga si tulisanya dan gremernya?) brother from different mother
or at least gua menganggap dia begitu
yaaaaahhhh
singkat cerita saya gua ane eke terdampar di bandung, di ITB tepatnya
baru setaon sih, tapi berasa kaya 2 ato 3 taon gitu, males banget deh
karena beberapa faktor (review), gua ga betah banget di itebebandungjawabaratindonesia
1. jurusannya bukan musik
2. belum dapet sahabat sedeket temen2
3. sahabat2 saya kepisah semua, di uph, salemba, ausi, depok, amrik
4. ga ada komunitas musik yang saya rasa nyamaaaan gitu
tapi selain itu ada beberapa penyelamat bangsa !!! (maksudnya penyelamat gua sih)
1. sekamar sama temen deket
2. temen di kosan ada yang agak2 juga, namanya ADEline
3. ada temen2 bodoh di kampus seperti gia ninda yohan
uda ah, cerita reviewnya kelar dulu ya
singkat cerita...
entah kenapa, belakangan gua merasa janggal
entah gua yang janggal atau memang ada perubahan janggal dengan temen2
misalnya... (dilarang sebut oknum)
uda mulai jarang ngobrol ama X, mungkin susah dikontek kali ya. tapi kalo ketemu juga uda ga seseru dulu. tapi mungkin dia mulai nyaman dengan situasi sosialnya sekarang jadi emang ga ada masalah, plus uda bisa deket ama temen di lingkungannya
kedua, uda mau kuliah lagi
intinya sih...............uda harus pisah sama temen2 deket sma
uda pada balik ke habitat kan ya
terus tiba2 etmen sekamar gua ke singapur
SYOK dong begitu tau
terus pake pura2 ga syok
tiap kali orang bilang "sedih dong"
pasti gua bilang "hah, ngapain sedih"
dengan dalih ke diri sendiri bahwa tiap hari berantem terus, yaaaa gua pikir, it's fine for him tu lif bandung
berjalanlah waktu (yang jalan bukan waktunya sih)
terus tinggal 3 hari lagi sampe temen gua ini berangkat dong ?!?
dan tiba2 gua panik -.-" entah gimana ceritanya
yaaaaa begitulah
sampe detik ini pun gua masih berasa sedih
uring2an di rumah
dan ngamuk begitu ga jadi pegi (loh, kok gitu)
hahaha
dibilang manja, IYA kali ya...
cukup terikat sama seseorang membuat gua manja
tapi gimana ya, kalo idup sekamar selama setahun
biar kata tiap malem diisi dengan jurus2 aneh (Apa sih JURUS /!/!!?)
pertengkaran2 konyol dan ga sengit (ga seru ya --')
mau gamau, lu akan merasa kehilangan kalo lama ga ketemu
dan terutama, begitu sadar bahwa lu uda membuang satu tahun tanpa waktu berkualitas
memang dodol sih ya manusia
seperti gua, tidak mensyukuri sepenuhnya pemberian saudara di bandung ini
diisi pake beranteeeeeem doang, bukannya membahas hal2 penting dan berkualitas
malah pake kesel2an
huh...
gimana yaaaaa
kehilangan temen berantem tuh nyesek juga loh !
hahahah
nih beberapa kerugian yang saya terima pas dia pegi
1. ga ada yang anterin, OJEK GRATIS (PARAH, HAHAHAHA)
2. ga ada yang bisa dititipin makanan (busuk, LAGI)
3. ga ada temen berantem
4. hilang pinjaman buku
5. ga ada yang bisa diledek2in
mulai ke bagian serius.....
6. ga ada yang bisa diajak diskusi dengan nyaman (padahal dia juga gamau diajak sih, tapi bisa dipaksa)
7. hilang saudara untuk belajar manusia dan relationship dengan lebih baik
8. ga ada yang ngasi ide2 TOLOL yang kadang bisa jadi inspirasi
9. OH DAMN, SO MUCH TO LOSE
uda ah, berenti dulu
sedih nih...
yaaaa
walaupun gua uda mengatakan ini waktu malam2 dan ngantuk2 itu
tapi mau bilang makasih lagi
sekalian jadi dokumentasi atas apa yang udah diaktakan
beberapa hal yang sudah saya dapat selama setahun
1. belajar sabar, BANGET
2. belajar cuek, tetapi tidak terlalu cuek (ini susah oke buat gua)
3. belajar membuat jurus dalam 3 detik
5. belajar banyak hal, males sih kalo ditulisin satu2
hahaha
dan belajar mellompati angka 4 mungkin ?
yaaaah
gitu deh
kadang bener juga, ketika manusia tidak berada pada kondisi kritis, dia tidak menyadari posisinya sepenuhnya
terlalu banyak kabut yang ngalangin kali ya
pesan moralnya
nikmatilah waktumu bersama orang yang kamu sayangi selagi kamu bisa
karena mungkin, dia lebih berharga dari yang kamu pikir
selamat jalan bung...
sedihnya menyadari punya sibling baru, dan dia uda harus pergi
-kitti-sedih sekali-
kakak atau adik (gapunya) saya ga ada yang meninggal oke !
hahahah
mari bercerita dari awal de...
i'd rather call him (bener ga si tulisanya dan gremernya?) brother from different mother
or at least gua menganggap dia begitu
yaaaaahhhh
singkat cerita saya gua ane eke terdampar di bandung, di ITB tepatnya
baru setaon sih, tapi berasa kaya 2 ato 3 taon gitu, males banget deh
karena beberapa faktor (review), gua ga betah banget di itebebandungjawabaratindonesia
1. jurusannya bukan musik
2. belum dapet sahabat sedeket temen2
3. sahabat2 saya kepisah semua, di uph, salemba, ausi, depok, amrik
4. ga ada komunitas musik yang saya rasa nyamaaaan gitu
tapi selain itu ada beberapa penyelamat bangsa !!! (maksudnya penyelamat gua sih)
1. sekamar sama temen deket
2. temen di kosan ada yang agak2 juga, namanya ADEline
3. ada temen2 bodoh di kampus seperti gia ninda yohan
uda ah, cerita reviewnya kelar dulu ya
singkat cerita...
entah kenapa, belakangan gua merasa janggal
entah gua yang janggal atau memang ada perubahan janggal dengan temen2
misalnya... (dilarang sebut oknum)
uda mulai jarang ngobrol ama X, mungkin susah dikontek kali ya. tapi kalo ketemu juga uda ga seseru dulu. tapi mungkin dia mulai nyaman dengan situasi sosialnya sekarang jadi emang ga ada masalah, plus uda bisa deket ama temen di lingkungannya
kedua, uda mau kuliah lagi
intinya sih...............uda harus pisah sama temen2 deket sma
uda pada balik ke habitat kan ya
terus tiba2 etmen sekamar gua ke singapur
SYOK dong begitu tau
terus pake pura2 ga syok
tiap kali orang bilang "sedih dong"
pasti gua bilang "hah, ngapain sedih"
dengan dalih ke diri sendiri bahwa tiap hari berantem terus, yaaaa gua pikir, it's fine for him tu lif bandung
berjalanlah waktu (yang jalan bukan waktunya sih)
terus tinggal 3 hari lagi sampe temen gua ini berangkat dong ?!?
dan tiba2 gua panik -.-" entah gimana ceritanya
yaaaaa begitulah
sampe detik ini pun gua masih berasa sedih
uring2an di rumah
dan ngamuk begitu ga jadi pegi (loh, kok gitu)
hahaha
dibilang manja, IYA kali ya...
cukup terikat sama seseorang membuat gua manja
tapi gimana ya, kalo idup sekamar selama setahun
biar kata tiap malem diisi dengan jurus2 aneh (Apa sih JURUS /!/!!?)
pertengkaran2 konyol dan ga sengit (ga seru ya --')
mau gamau, lu akan merasa kehilangan kalo lama ga ketemu
dan terutama, begitu sadar bahwa lu uda membuang satu tahun tanpa waktu berkualitas
memang dodol sih ya manusia
seperti gua, tidak mensyukuri sepenuhnya pemberian saudara di bandung ini
diisi pake beranteeeeeem doang, bukannya membahas hal2 penting dan berkualitas
malah pake kesel2an
huh...
gimana yaaaaa
kehilangan temen berantem tuh nyesek juga loh !
hahahah
nih beberapa kerugian yang saya terima pas dia pegi
1. ga ada yang anterin, OJEK GRATIS (PARAH, HAHAHAHA)
2. ga ada yang bisa dititipin makanan (busuk, LAGI)
3. ga ada temen berantem
4. hilang pinjaman buku
5. ga ada yang bisa diledek2in
mulai ke bagian serius.....
6. ga ada yang bisa diajak diskusi dengan nyaman (padahal dia juga gamau diajak sih, tapi bisa dipaksa)
7. hilang saudara untuk belajar manusia dan relationship dengan lebih baik
8. ga ada yang ngasi ide2 TOLOL yang kadang bisa jadi inspirasi
9. OH DAMN, SO MUCH TO LOSE
uda ah, berenti dulu
sedih nih...
yaaaa
walaupun gua uda mengatakan ini waktu malam2 dan ngantuk2 itu
tapi mau bilang makasih lagi
sekalian jadi dokumentasi atas apa yang udah diaktakan
beberapa hal yang sudah saya dapat selama setahun
1. belajar sabar, BANGET
2. belajar cuek, tetapi tidak terlalu cuek (ini susah oke buat gua)
3. belajar membuat jurus dalam 3 detik
5. belajar banyak hal, males sih kalo ditulisin satu2
hahaha
dan belajar mellompati angka 4 mungkin ?
yaaaah
gitu deh
kadang bener juga, ketika manusia tidak berada pada kondisi kritis, dia tidak menyadari posisinya sepenuhnya
terlalu banyak kabut yang ngalangin kali ya
pesan moralnya
nikmatilah waktumu bersama orang yang kamu sayangi selagi kamu bisa
karena mungkin, dia lebih berharga dari yang kamu pikir
selamat jalan bung...
sedihnya menyadari punya sibling baru, dan dia uda harus pergi
-kitti-sedih sekali-
Wednesday, July 1, 2009
inti yang bukans ebuah inti - versi mudah dan singkat
keunggulannya tentu saja adalah mudah dan lebih singkat, JAUH
tapi jeleknya, mungkin folosofinya ga akan sampe kalo hanya dibaca sekilas
oke, intinya begini
tidak semua hal memiliki suatu hal yang menjadi pusat dari segalanya !
sering kan kalo lagi ngobrol ama orang, "jadi inti masalahnya apa?"
dan seringkali inti itu tidak bisa dijabarkan hanya dengan frasa atau kalimat pendek
ini untuk membuka wawasan aja...
ada beberapa hal, banyak, yang punya inti berupa hal yang tunggal
misalny saja struktur informasi terpusat
di mana satu komputer menjadi server dan 5(misalnya) komputer lain mengelilinginya
tanpa si komputer pusat, ga ada yang bisa berjalan
sedangkan ada juga hal2 yang tidak memiliki inti berupa hal tunggal
seringkali, memiliki beberapa inti yang saling bersinergi
misalnya saja, struktur informasi siklik
A-B-C-D-A
dalam hal ini, tidak ada satu komputer pun yang bisa dikatakan PUSAT
kenapa ?
karena kalo hilang yang manapun, entah satu atau beberapa, sistem ini akan rusak dan ga bisa jalan
jika dimasukkan ke dalam kasus sehari-hari, yang sering banget bikin gua bete adalah ketika orang memaksakan jawaban menjadi 2 hal saja, yakni YA atau TIDAK
keuntungannya tentu ada...
dengan jawaban yang dipersempit, waktu jadi singkat dan bla3
tapi kerugiannya juga ada...
informasi yang diberikan seringkali tidak bisa dipakai untuk mengethaui masalah yang ada
misalnya...
"kamu sebel sama A ?"
YA. --> dari sini kita TIDAK bisa tahu, seberapa sebal, seperti apa sebalnya, dan karena apa
TIDAK. --> bisa saja dia agak sebel, sebel banget, yang jelas kita tetep gatau sebel karena apa dkk
sedangkan ketika struktur pertanyaan itu diubah
"seperti apa rasa sebal kamu dengan A, jelaskan!"
tentu saja, pertanyaan kedua memiliki jawaban yang lebih makan waktu
tapi itu semua, mengenai dipake ato gak, tergantung kebutuhan masing2 pertanyaan
kalo emang mau dicari solusi masalah, kita seringkali butuh penyebab, dan ga bisa didapat dari pertanyaan YA TIDAK
sedangkan kalo emang cuma buat main2, kenapa harus repot ?
-kitti-it depends-
tapi jeleknya, mungkin folosofinya ga akan sampe kalo hanya dibaca sekilas
oke, intinya begini
tidak semua hal memiliki suatu hal yang menjadi pusat dari segalanya !
sering kan kalo lagi ngobrol ama orang, "jadi inti masalahnya apa?"
dan seringkali inti itu tidak bisa dijabarkan hanya dengan frasa atau kalimat pendek
ini untuk membuka wawasan aja...
ada beberapa hal, banyak, yang punya inti berupa hal yang tunggal
misalny saja struktur informasi terpusat
di mana satu komputer menjadi server dan 5(misalnya) komputer lain mengelilinginya
tanpa si komputer pusat, ga ada yang bisa berjalan
sedangkan ada juga hal2 yang tidak memiliki inti berupa hal tunggal
seringkali, memiliki beberapa inti yang saling bersinergi
misalnya saja, struktur informasi siklik
A-B-C-D-A
dalam hal ini, tidak ada satu komputer pun yang bisa dikatakan PUSAT
kenapa ?
karena kalo hilang yang manapun, entah satu atau beberapa, sistem ini akan rusak dan ga bisa jalan
jika dimasukkan ke dalam kasus sehari-hari, yang sering banget bikin gua bete adalah ketika orang memaksakan jawaban menjadi 2 hal saja, yakni YA atau TIDAK
keuntungannya tentu ada...
dengan jawaban yang dipersempit, waktu jadi singkat dan bla3
tapi kerugiannya juga ada...
informasi yang diberikan seringkali tidak bisa dipakai untuk mengethaui masalah yang ada
misalnya...
"kamu sebel sama A ?"
YA. --> dari sini kita TIDAK bisa tahu, seberapa sebal, seperti apa sebalnya, dan karena apa
TIDAK. --> bisa saja dia agak sebel, sebel banget, yang jelas kita tetep gatau sebel karena apa dkk
sedangkan ketika struktur pertanyaan itu diubah
"seperti apa rasa sebal kamu dengan A, jelaskan!"
tentu saja, pertanyaan kedua memiliki jawaban yang lebih makan waktu
tapi itu semua, mengenai dipake ato gak, tergantung kebutuhan masing2 pertanyaan
kalo emang mau dicari solusi masalah, kita seringkali butuh penyebab, dan ga bisa didapat dari pertanyaan YA TIDAK
sedangkan kalo emang cuma buat main2, kenapa harus repot ?
-kitti-it depends-
Thursday, June 25, 2009
intinya bukanlah sebuah inti... pernah denger gak ?
intinya bukanlah sebuah inti
bingung kan ? hahaha
ambigu...
kalo diterjemahin ke english, mungkin lebih mudah
the point is not a core
salah deng
the core is not a point
lihat ya bedanya
point dengan core kan berbeda tuh
saya menalarkan sore dengan "inti"
dan point mengacu ke "bentuk"
atau, lebih mudah begini deh...
inti itu bukan sesuatu yang PASTI kecil
secara internal, kata 'inti' memiliki makna sebagai "apa yang menjadi pusat dan hal terpenting dari suatu hal"
ini yang sering disalahartikan manusia
oran sering bange mengasumsikan bahwa sebuah inti adalah sebuah titik tunggal yang bisa menjelaskan keseluruhan isi lainnya
OKAY, MASIH BINGUNG KAN ?!? hahaha (senang? -.-")
yang mau saya bahas di sini adalah mengenai persepsi salah tentang hal-hal secara umum
gua juga bingung sih bilangnya gimana...
contoh kasus deh ya
A bertanya kepada B
masalahnya apa ?
bla bla bla bla bla, diceritakan deh semuanya
lantas A berkata, intinya ?
B berkata, intinya sih kami salah paham
that's the first case
kasus kedua...
C berbincang2 dengan D
C bertanya, kenapa E itu begini begitu
bla bla bla bla bla bla (bla nya lebih banyak satu)
D pun menjawab dengan 6 buah BLA
bukan BRA tentunya, karena BRA tidak menjawab persoalan !
lantas C bertanya, lalu apa intinya ?
dan D pun terdiam
E juga (jelas karena dia ga diajak bicara)
saya ingin memberikan gambaran abstrak melalui kasus di atas
mengenai tidak adanya inti yang berbentuk inti dalam sebuah hal
saya hidup di lingkungan yang serba praktis, yang ingin jawaban singkat dan padat, dan diharapkan menjawab pertanyaan
itu baik sekali, memiliki jawaban padat berisi dan solutif
tetapi sayang sekali, banyak sekali persoalan yang tidak bisa dijawab dengan YA atau TIDAK
tanpa disadari, manusia mem-pack semua jawaban menjadi YA atau TIDAK dalam sebuah kuesioner
padahal, lagi-lagi, YA dan TIDAK seringkali tidak memenuhi kriteria jawaban yang baik
inilah yang memnacing saya untuk berpikir (again) mengenai hal2 kecil tapi sering terjadi di sekitar hidup saya
pertanyaan kali ini simpel...
apakah kamu lebih mencintai ibu kamu daripada ayah kamu ?
tentu saja ada yang akan menjawab ya dan tidak !
untuk yang jawabannya ya, saya gamau bahas
untuk jawaban tidak...
bisa berarti kamu lebih sayang ayah, atau kamu menyayangi keduanya sama besar ! (Setidaknya itu yang kamu pikir)
lagi-lagi, untuk yang LEBIH SAYANG AYAH, saya gamau bahas
saya akan membahas yang lebih sulit, sayang keduanya SAMA BESAR
gua jujur aja, sangat terganggu dengan jawaban ini
menurut saya, mencari sebuah 'sama dengan' itu jauh lebih sulit ketimbang lebih besar atau kecil
karena dalam kasus besar kecil, rangenya bisa kamu buat besar sekali (bisa jauh bisa kecil sekali)
dan dalam kasus sama dengan, kamu bisa membuatnya SEAKAN-AKAN sama dengan
misalnya dalam penalaran nada, hearing test
gampang loh bedain ini lebih tinggi ato lebih rendah ? katakanlah frekuensinya 300-400
TETAPI ketika jeda frekuensi saya dekatkan menjadi 399-399,5
telinga saya tak mampu mendengar perbedaan lagi (jujur)
kasus lain...
"mana yang lebih enak, bubur atau baksonya ?"
ketika saya berkata, SAMA ENAK
ini akan mengundan pertanyaan besar !
sudah jelas keduanya adalah makanan yang berbeda
kalau saya pecinta bakso, bukan bubur ? gimana dong ?
atau sebaliknya, gimana ?
atau katakan saya benci keduanya (ini mempermudah keadaan), saya akan berkata keduanya sama2 gaenak !
tetapi kalo ditanya lagi, mana yang lebih gaenak, jawabannya akan menjadi sulit sekali bukan ?
kembali ke persoalan ayah dan ibu...
saya menghindari jawaban ya dan tidak untuk pertanyaan di atas
saya mencintai ayah saya karena bla bla bla
ibu saya karena bla bla bla
dua hal berbeda, tolak ukur yang tidak ada (subjektif dan relatif)
kedua hal ini membuat pertanyaan itu tak bisa dijawab dengan pilihan yang tersedia
sebetulnya ideologi ini sering dijumpai dalam kehidupan sehari2
ada sistem organisasi yang MENUNTUT semua komponennya bekerja untuk bisa berjalan
pokoknya, kalau ada satu saja bagiany ang rusak, sistem ini tidak berjalan sama sekali
kalo dibikin diagram...
A-B-C-D-E-A (berbentuk lingkaran, kembali ke A)
tentu saja, karena semua mengalir, apabila mandek di salah satu bagian, semua akan mati
ada juga sistem yang bisa menangani kerusakan komponen pembantu
dalam hal ini, strukturnya akan menjadi terpusat
B
C - A - D
E
keuntungannya, kalau BC rusak, sistem tetap bisa berjalan
tetapi ketika A rusak, semua akan mati juga
dalam dua kasus di atas, inti dari masalah dan strukturnya bukanlah sebuah titik
itu contoh aplikasi inti yang bukan sebuah inti
belum ngerti maksud saya ?
saya ingi nmenyampaikn bahwa orang2 seringkali memaksakan orang lain untuk menjawab pertanyaan dengan pilihan yang demikian tertutupnya
memang sih ini bukannya tidak boleh
tetapi tentunya ada untung-rugi yang harus dipertimbangkan kan ?
ini yang sering tidak dipikirkan ama interviewer amatir dan audisi jabatan di sekolahan
dalam kasus ayah-ibu di atas, saya akan menjawab 'tidak' kalau memang dipaksa jawab
yang artinya, 'saya tidak tahu' atau 'saya tidak bisa menjawabnya'
pada akhirnya jawaban ini tidak berakibat terlalu buruk ke saya,toh saya tidak bohong sama perasaan sendiri
tetapi interviewer akan menjadi bingung juga kan pada akhirnya ?
pada akhirnya mereka tidak bisa menyimpulkan apakah saya lebih sayang ayah, sama dengan, atau deskripsi lainnya
kalau dibilang sama dengan, sama dengan itu seperti apa ?
lagi-lagi, informasi tidak akan didapat secara akurat
mengapa manusia tetap memakainya ?
alasannya banyak bnget...
tetapi kalau masih digunakan setelah pertimbangan panjang, seringkali mengacu ke sini
manusia ingin menyederhanakan setiap hal, mempersingkat waktu, dengan mengorbankan sesuatu yang lain
TETAPI
mengenai pemakaian pertanyaan ya-tidak, saya angkat tangan, itu terserah anda
barangkali anda hanya butuh pertanyaan yang banyak tanpa harus mendengar jawaban
hanya untuk membunuh waktu ?
atau hanya untuk memenuh-menuhi lembar kuesioner ?
itu terserah anda
yang pasti, itulah sebagian untung rugi yang ada dalam konteks ya-tidak
buat temen2 saya, jangan bosan ketika saya tidak bisa menjawab ya atau tidak
karena kondisinya memang tidak selalu simpel
coba pikirkan lagi setiap jawaban ya atau tidak yang kamu berikan ke orang lain
betulkah isinya hanya YA untuk setiap ya
dan apakah hanya berisi TIDAK untuk setiap tidak yang kamu berikan ke orang lain ?
seringkali kita menyesali pengambilan keputusan bukan karena keputusan yang kita buat
tetapi karena hal kecil yang tersangkut di dalamnya...
dan parahnya, kita berusaha menutupinya
kalo ada yang mau cerita ama kita, juga jangan langsung tanya ke 'inti' nya begitu aja
proses curhat juga hal penting dalam hal psikologis tauk... bukan solusinya
untuk post tambahan, untuk yang sangat hobi berpikir panjang mpe bulanan atau tahunan...
coba pikirkan...
1. apakah ya-tidak merupakan jawaban yang cukup baik ? asumsikan kita punya cukup banyak waktu sampai tak terhingga
2. betulkah ada yang namanya inti berbentuk inti ? bukankah inti itu seringkali terbentuk dari benda2 lain ?
3. apakah lebih penting mengetahui keberadaan inti masalah ketimbang penyusunnya ?
-kitti-inti adalah kosong-
bingung kan ? hahaha
ambigu...
kalo diterjemahin ke english, mungkin lebih mudah
the point is not a core
salah deng
the core is not a point
lihat ya bedanya
point dengan core kan berbeda tuh
saya menalarkan sore dengan "inti"
dan point mengacu ke "bentuk"
atau, lebih mudah begini deh...
inti itu bukan sesuatu yang PASTI kecil
secara internal, kata 'inti' memiliki makna sebagai "apa yang menjadi pusat dan hal terpenting dari suatu hal"
ini yang sering disalahartikan manusia
oran sering bange mengasumsikan bahwa sebuah inti adalah sebuah titik tunggal yang bisa menjelaskan keseluruhan isi lainnya
OKAY, MASIH BINGUNG KAN ?!? hahaha (senang? -.-")
yang mau saya bahas di sini adalah mengenai persepsi salah tentang hal-hal secara umum
gua juga bingung sih bilangnya gimana...
contoh kasus deh ya
A bertanya kepada B
masalahnya apa ?
bla bla bla bla bla, diceritakan deh semuanya
lantas A berkata, intinya ?
B berkata, intinya sih kami salah paham
that's the first case
kasus kedua...
C berbincang2 dengan D
C bertanya, kenapa E itu begini begitu
bla bla bla bla bla bla (bla nya lebih banyak satu)
D pun menjawab dengan 6 buah BLA
bukan BRA tentunya, karena BRA tidak menjawab persoalan !
lantas C bertanya, lalu apa intinya ?
dan D pun terdiam
E juga (jelas karena dia ga diajak bicara)
saya ingin memberikan gambaran abstrak melalui kasus di atas
mengenai tidak adanya inti yang berbentuk inti dalam sebuah hal
saya hidup di lingkungan yang serba praktis, yang ingin jawaban singkat dan padat, dan diharapkan menjawab pertanyaan
itu baik sekali, memiliki jawaban padat berisi dan solutif
tetapi sayang sekali, banyak sekali persoalan yang tidak bisa dijawab dengan YA atau TIDAK
tanpa disadari, manusia mem-pack semua jawaban menjadi YA atau TIDAK dalam sebuah kuesioner
padahal, lagi-lagi, YA dan TIDAK seringkali tidak memenuhi kriteria jawaban yang baik
inilah yang memnacing saya untuk berpikir (again) mengenai hal2 kecil tapi sering terjadi di sekitar hidup saya
pertanyaan kali ini simpel...
apakah kamu lebih mencintai ibu kamu daripada ayah kamu ?
tentu saja ada yang akan menjawab ya dan tidak !
untuk yang jawabannya ya, saya gamau bahas
untuk jawaban tidak...
bisa berarti kamu lebih sayang ayah, atau kamu menyayangi keduanya sama besar ! (Setidaknya itu yang kamu pikir)
lagi-lagi, untuk yang LEBIH SAYANG AYAH, saya gamau bahas
saya akan membahas yang lebih sulit, sayang keduanya SAMA BESAR
gua jujur aja, sangat terganggu dengan jawaban ini
menurut saya, mencari sebuah 'sama dengan' itu jauh lebih sulit ketimbang lebih besar atau kecil
karena dalam kasus besar kecil, rangenya bisa kamu buat besar sekali (bisa jauh bisa kecil sekali)
dan dalam kasus sama dengan, kamu bisa membuatnya SEAKAN-AKAN sama dengan
misalnya dalam penalaran nada, hearing test
gampang loh bedain ini lebih tinggi ato lebih rendah ? katakanlah frekuensinya 300-400
TETAPI ketika jeda frekuensi saya dekatkan menjadi 399-399,5
telinga saya tak mampu mendengar perbedaan lagi (jujur)
kasus lain...
"mana yang lebih enak, bubur atau baksonya ?"
ketika saya berkata, SAMA ENAK
ini akan mengundan pertanyaan besar !
sudah jelas keduanya adalah makanan yang berbeda
kalau saya pecinta bakso, bukan bubur ? gimana dong ?
atau sebaliknya, gimana ?
atau katakan saya benci keduanya (ini mempermudah keadaan), saya akan berkata keduanya sama2 gaenak !
tetapi kalo ditanya lagi, mana yang lebih gaenak, jawabannya akan menjadi sulit sekali bukan ?
kembali ke persoalan ayah dan ibu...
saya menghindari jawaban ya dan tidak untuk pertanyaan di atas
saya mencintai ayah saya karena bla bla bla
ibu saya karena bla bla bla
dua hal berbeda, tolak ukur yang tidak ada (subjektif dan relatif)
kedua hal ini membuat pertanyaan itu tak bisa dijawab dengan pilihan yang tersedia
sebetulnya ideologi ini sering dijumpai dalam kehidupan sehari2
ada sistem organisasi yang MENUNTUT semua komponennya bekerja untuk bisa berjalan
pokoknya, kalau ada satu saja bagiany ang rusak, sistem ini tidak berjalan sama sekali
kalo dibikin diagram...
A-B-C-D-E-A (berbentuk lingkaran, kembali ke A)
tentu saja, karena semua mengalir, apabila mandek di salah satu bagian, semua akan mati
ada juga sistem yang bisa menangani kerusakan komponen pembantu
dalam hal ini, strukturnya akan menjadi terpusat
B
C - A - D
E
keuntungannya, kalau BC rusak, sistem tetap bisa berjalan
tetapi ketika A rusak, semua akan mati juga
dalam dua kasus di atas, inti dari masalah dan strukturnya bukanlah sebuah titik
itu contoh aplikasi inti yang bukan sebuah inti
belum ngerti maksud saya ?
saya ingi nmenyampaikn bahwa orang2 seringkali memaksakan orang lain untuk menjawab pertanyaan dengan pilihan yang demikian tertutupnya
memang sih ini bukannya tidak boleh
tetapi tentunya ada untung-rugi yang harus dipertimbangkan kan ?
ini yang sering tidak dipikirkan ama interviewer amatir dan audisi jabatan di sekolahan
dalam kasus ayah-ibu di atas, saya akan menjawab 'tidak' kalau memang dipaksa jawab
yang artinya, 'saya tidak tahu' atau 'saya tidak bisa menjawabnya'
pada akhirnya jawaban ini tidak berakibat terlalu buruk ke saya,toh saya tidak bohong sama perasaan sendiri
tetapi interviewer akan menjadi bingung juga kan pada akhirnya ?
pada akhirnya mereka tidak bisa menyimpulkan apakah saya lebih sayang ayah, sama dengan, atau deskripsi lainnya
kalau dibilang sama dengan, sama dengan itu seperti apa ?
lagi-lagi, informasi tidak akan didapat secara akurat
mengapa manusia tetap memakainya ?
alasannya banyak bnget...
tetapi kalau masih digunakan setelah pertimbangan panjang, seringkali mengacu ke sini
manusia ingin menyederhanakan setiap hal, mempersingkat waktu, dengan mengorbankan sesuatu yang lain
TETAPI
mengenai pemakaian pertanyaan ya-tidak, saya angkat tangan, itu terserah anda
barangkali anda hanya butuh pertanyaan yang banyak tanpa harus mendengar jawaban
hanya untuk membunuh waktu ?
atau hanya untuk memenuh-menuhi lembar kuesioner ?
itu terserah anda
yang pasti, itulah sebagian untung rugi yang ada dalam konteks ya-tidak
buat temen2 saya, jangan bosan ketika saya tidak bisa menjawab ya atau tidak
karena kondisinya memang tidak selalu simpel
coba pikirkan lagi setiap jawaban ya atau tidak yang kamu berikan ke orang lain
betulkah isinya hanya YA untuk setiap ya
dan apakah hanya berisi TIDAK untuk setiap tidak yang kamu berikan ke orang lain ?
seringkali kita menyesali pengambilan keputusan bukan karena keputusan yang kita buat
tetapi karena hal kecil yang tersangkut di dalamnya...
dan parahnya, kita berusaha menutupinya
kalo ada yang mau cerita ama kita, juga jangan langsung tanya ke 'inti' nya begitu aja
proses curhat juga hal penting dalam hal psikologis tauk... bukan solusinya
untuk post tambahan, untuk yang sangat hobi berpikir panjang mpe bulanan atau tahunan...
coba pikirkan...
1. apakah ya-tidak merupakan jawaban yang cukup baik ? asumsikan kita punya cukup banyak waktu sampai tak terhingga
2. betulkah ada yang namanya inti berbentuk inti ? bukankah inti itu seringkali terbentuk dari benda2 lain ?
3. apakah lebih penting mengetahui keberadaan inti masalah ketimbang penyusunnya ?
-kitti-inti adalah kosong-
Wednesday, June 24, 2009
dewasa
singkat cerita, temen saya kemarin cerita-cerita dikit soal masalahnya
berharap bahwa gua bisa memberikan referensi bantuan, ya sudah gua tanggapi dong
lagipula ga tega juga kalo didiemin
(dan prolog ini uda ga jadi SINGKAT)
dia melihat bahwa dua orang subjek, menghadapi objek yang sama, merespon hal yang berbeda
dalam hal ini, dua subjek tersebut adalah dia dan kakaknya
entah mengapa, dia belum bisa memanage untuk terhindar dari keributan yang ada di lingkungan sosialnya
dan dalam lingkungan sosial objek yang sama, kakaknya bisa
tiba2 dia mengeluarkan statement yang membuat saya tergelitik sedikit, hanya sedikit (bohong)
"mungkin cowok lebih cepet dewasa ya?"
dan mulailah saya berpikir beberapa belas atau 20 jam-an
tentunya jauh sebelum ini, saya uda sering berpikir soal ini, tapi baru kemarin diintensifikasi
DEWASA
saya tidak sedang berbicara tentang definisi dari kamus ya, tetapi mengenai definisi internal dari kata 'dewasa'
maksud saya internal, itu mengenai filosofi, makna dalam penggunaan, sudut pandang pemakaian, and so on
saya sering banget mendengar orangtua bicara ke anak2nya
"kamu belum dewasa"
sering juga kalo temen2 lagi ada yang curhat, temen lainnya bilang
"kok lu belum dewasa sih"
dan dalam kasus di atas
"mungkin cowok lebih cepet dewasa ya?"
saya menjawab pertanyaan temen saya tadi dengan review yang agak panjang, tetapi tidak menjawab pertanyaan saya sendiri
dan buat saya, memang di sanalah letak jawabannya, 'ambiguitas'
tingkat kedewasaan seseorang, setelah saya perhatikan sangat relatif terhadap "apa yang dibahas" dan "apa patok ukuran yang dibahas"
untuk gampangnya, saya beri contoh ketimbang banyak review dan preview aja
mengingat ada temen saya yang G APERNAH NGERTI tanpa contoh
ckckck...
Relatif Terhadap Subjek
Dalam hal ini, kitas edang membahas subjek apa ?
Bisa saja saya membahas tentang perkuliahan dan teman saya membahas tentang family relationship
ketika SAYA tidak cukup dewasa dalam perkuliahan saya, tetapi dewasa dalam hubungan dengan keluarga
lalu
TEMAN SAYA malah sebaliknya, dewasa dalam perkuliahan tetapi tidak dewasa dalam hubungan keluarga
pertanyaan yang muncul adalah, "siapa yang lebih dewasa?"
tentu saja, dengan asumsi bahwa semua hal yang berhubungan dengan validitas kedewasaan tidak ada masalah (kalo ga begini, bisa jadi panjang sekali kawan)
Relatif Terhadap Acuan
Pernah belajar tentang Sel Volta ? kalo ga, gapapa
Pesan moral yang saya dapet dari pelajaran itu muncul di sini
seringkali, segala sesuatunya tidak memiliki nilai STANDAR
manusia-lah yang menciptakan nilai standar itu, supaya memudahkan konteks berpikir kita
dan hal ini, menurut sepenglihatan saya, muncul di dalam konteks masalah yang dibicarakan, yaitu kedewasaan
CONTOHNYA
ketika saya berkata, orang itu lebih dewasa ketimbang saya, EVEN dalam satu hal spesifikmisalnya "mencari nafkah"
semua ini akan kembali ke definisi dewasa menurut subjek pembicara
misalnya untuk saya, nilai ukuran dari kedewasaan adalah ketenangan, kebijaksanaan, dan cara pikir yang semuana mengacu ke tindakan
tetapi buat kakak saya misalnya, kedewasaaan diukur dari cara hidup, entah dari mana cara hidup itu berasal
dan buat teman saya, patokan kedewasaan adalah HASIL yang dilihat dari semua yang ada
Tentunya hal ini menimbulkan ketidakjelasan kata "Dewasa" yang digunakan oleh subjek pembicara, kalu kita bukan cenayang !
Lantas, apakah DEWASA adalah kata yang valid untuk menyatakan sesuatu ?
menurut saya
YA
kata dewasa ini sendiri bisa dipakai
saya tidak menyebutkan bahwa kata ini hanya menimbulkan masalah bukan, di atas ?
Tetapi, yang ingin saya sampaikan adalah, limitation dari penggunaan kata ini
saya agak gatel dengan kalimat2 orang yang sebetulnya tidak terlalu valid dan menimbulkan masalah dari ambiguitas itu
kaya orangtua saya ngmg ke saya
"kamu harusnya kemarin bertindak lebih dewasa"
dan setelah merenungkan ini, saya jadi punya jawaban cadangan
"memangnya dewasa itu seperti apa?"
dan kalau dia berkata
"ya kamu harusnya bisa berpikir sendiri"
saya akan menjawab
"dewasa itu relatif setiap orang"
entah orangtua saya akan mengerti atau tidak
pada intinya, saya hanya menanyakan,"seperti apa saya harus bertindak?"
Oh ya, ada satu hal di mana kata 'dewasa' bisa digunakan secara bebas
hampir setiap manusia seringkali mengaitkan kedewasaan dengan kemampuan seseorang menghadapi masalah
yang pada akhirnya sebetulnya cara menghadapi masalah memiliki penekanan yang berbeda-beda tiap orangnya
tetapi, ini adalah contoh kalimat yang membuat kata DEWASA menjadi global
"saya belum cukup dewasa dalam menghadapi keluarga saya sendiri"
walaupun pada akhirnya makna dewasa itu berubah dari orang ke orang lainnya, tetapi ada satu hal yang bisa disepakati dari kalimat ini
yakni, merujuk kepada fakta bahwa dia tidak bisa menyelesaikan masalahnya
seringkali saya menggunakan kalimat ini untuk menyembunyikan makna sesungguhnya dari apa yang ingin saya sampaikan
memang jadi sangat ambigu sih, tapi saya memang ingin mengembalikan ke orang yang saya ajak bicara
"review yourself, don't take my review only"
Pesan yang ingin saya sampaikn, in points...
1. DEWASA memiliki limit dalam pemakaiannya which leads to ambiguity
2. Gunakanlah kata ini untuk sesuatu yang tidak membingungkan orang, apalagi menimbulkan masalah
3. Sadarilah bahwa DEWASA untukmu berbeda dengan orang lain
4. Dewasa tidak bisa diukur secara global ! jadi, hindari kata2 "kamu tidak deewasa" tanpa merujuk ke subjek pembicaraan tertentu
Oh ya, melanjutkan cerita tadi, saya menjawab sms temen saya dengan pertanyaan
- apa itu dewasa buatmu?
- apa itu dewasa buat kakakmu?
- bisakah dewasa diukur ?
Dan buat saya, 'dewasa' tidak menjadi subjek penting
karena percuma menjadikannya kosakata penting karena ambiguitasnya
saya sarankan, kalau anda malas berhubungan dengan filosofi APALAGI sampe hal2 yang tidak terlalu krusial seperti ini, lupakan saja kata DEWASA
saya hanya menggunakan kata DEWASA untuk beberapa hal seperti, musical maturity(yang ini ada patokan abstraknya, jadi relatif jelas ketimbang 'dewasa' dalam konteks umum), pembandingan dua hal dalam subjek spesifik, dan menyembunyikan makna sesungguhnya dari kalimat (Seperti di 3 par. di atas)
-kitti-adulthood-
berharap bahwa gua bisa memberikan referensi bantuan, ya sudah gua tanggapi dong
lagipula ga tega juga kalo didiemin
(dan prolog ini uda ga jadi SINGKAT)
dia melihat bahwa dua orang subjek, menghadapi objek yang sama, merespon hal yang berbeda
dalam hal ini, dua subjek tersebut adalah dia dan kakaknya
entah mengapa, dia belum bisa memanage untuk terhindar dari keributan yang ada di lingkungan sosialnya
dan dalam lingkungan sosial objek yang sama, kakaknya bisa
tiba2 dia mengeluarkan statement yang membuat saya tergelitik sedikit, hanya sedikit (bohong)
"mungkin cowok lebih cepet dewasa ya?"
dan mulailah saya berpikir beberapa belas atau 20 jam-an
tentunya jauh sebelum ini, saya uda sering berpikir soal ini, tapi baru kemarin diintensifikasi
DEWASA
saya tidak sedang berbicara tentang definisi dari kamus ya, tetapi mengenai definisi internal dari kata 'dewasa'
maksud saya internal, itu mengenai filosofi, makna dalam penggunaan, sudut pandang pemakaian, and so on
saya sering banget mendengar orangtua bicara ke anak2nya
"kamu belum dewasa"
sering juga kalo temen2 lagi ada yang curhat, temen lainnya bilang
"kok lu belum dewasa sih"
dan dalam kasus di atas
"mungkin cowok lebih cepet dewasa ya?"
saya menjawab pertanyaan temen saya tadi dengan review yang agak panjang, tetapi tidak menjawab pertanyaan saya sendiri
dan buat saya, memang di sanalah letak jawabannya, 'ambiguitas'
tingkat kedewasaan seseorang, setelah saya perhatikan sangat relatif terhadap "apa yang dibahas" dan "apa patok ukuran yang dibahas"
untuk gampangnya, saya beri contoh ketimbang banyak review dan preview aja
mengingat ada temen saya yang G APERNAH NGERTI tanpa contoh
ckckck...
Relatif Terhadap Subjek
Dalam hal ini, kitas edang membahas subjek apa ?
Bisa saja saya membahas tentang perkuliahan dan teman saya membahas tentang family relationship
ketika SAYA tidak cukup dewasa dalam perkuliahan saya, tetapi dewasa dalam hubungan dengan keluarga
lalu
TEMAN SAYA malah sebaliknya, dewasa dalam perkuliahan tetapi tidak dewasa dalam hubungan keluarga
pertanyaan yang muncul adalah, "siapa yang lebih dewasa?"
tentu saja, dengan asumsi bahwa semua hal yang berhubungan dengan validitas kedewasaan tidak ada masalah (kalo ga begini, bisa jadi panjang sekali kawan)
Relatif Terhadap Acuan
Pernah belajar tentang Sel Volta ? kalo ga, gapapa
Pesan moral yang saya dapet dari pelajaran itu muncul di sini
seringkali, segala sesuatunya tidak memiliki nilai STANDAR
manusia-lah yang menciptakan nilai standar itu, supaya memudahkan konteks berpikir kita
dan hal ini, menurut sepenglihatan saya, muncul di dalam konteks masalah yang dibicarakan, yaitu kedewasaan
CONTOHNYA
ketika saya berkata, orang itu lebih dewasa ketimbang saya, EVEN dalam satu hal spesifikmisalnya "mencari nafkah"
semua ini akan kembali ke definisi dewasa menurut subjek pembicara
misalnya untuk saya, nilai ukuran dari kedewasaan adalah ketenangan, kebijaksanaan, dan cara pikir yang semuana mengacu ke tindakan
tetapi buat kakak saya misalnya, kedewasaaan diukur dari cara hidup, entah dari mana cara hidup itu berasal
dan buat teman saya, patokan kedewasaan adalah HASIL yang dilihat dari semua yang ada
Tentunya hal ini menimbulkan ketidakjelasan kata "Dewasa" yang digunakan oleh subjek pembicara, kalu kita bukan cenayang !
Lantas, apakah DEWASA adalah kata yang valid untuk menyatakan sesuatu ?
menurut saya
YA
kata dewasa ini sendiri bisa dipakai
saya tidak menyebutkan bahwa kata ini hanya menimbulkan masalah bukan, di atas ?
Tetapi, yang ingin saya sampaikan adalah, limitation dari penggunaan kata ini
saya agak gatel dengan kalimat2 orang yang sebetulnya tidak terlalu valid dan menimbulkan masalah dari ambiguitas itu
kaya orangtua saya ngmg ke saya
"kamu harusnya kemarin bertindak lebih dewasa"
dan setelah merenungkan ini, saya jadi punya jawaban cadangan
"memangnya dewasa itu seperti apa?"
dan kalau dia berkata
"ya kamu harusnya bisa berpikir sendiri"
saya akan menjawab
"dewasa itu relatif setiap orang"
entah orangtua saya akan mengerti atau tidak
pada intinya, saya hanya menanyakan,"seperti apa saya harus bertindak?"
Oh ya, ada satu hal di mana kata 'dewasa' bisa digunakan secara bebas
hampir setiap manusia seringkali mengaitkan kedewasaan dengan kemampuan seseorang menghadapi masalah
yang pada akhirnya sebetulnya cara menghadapi masalah memiliki penekanan yang berbeda-beda tiap orangnya
tetapi, ini adalah contoh kalimat yang membuat kata DEWASA menjadi global
"saya belum cukup dewasa dalam menghadapi keluarga saya sendiri"
walaupun pada akhirnya makna dewasa itu berubah dari orang ke orang lainnya, tetapi ada satu hal yang bisa disepakati dari kalimat ini
yakni, merujuk kepada fakta bahwa dia tidak bisa menyelesaikan masalahnya
seringkali saya menggunakan kalimat ini untuk menyembunyikan makna sesungguhnya dari apa yang ingin saya sampaikan
memang jadi sangat ambigu sih, tapi saya memang ingin mengembalikan ke orang yang saya ajak bicara
"review yourself, don't take my review only"
Pesan yang ingin saya sampaikn, in points...
1. DEWASA memiliki limit dalam pemakaiannya which leads to ambiguity
2. Gunakanlah kata ini untuk sesuatu yang tidak membingungkan orang, apalagi menimbulkan masalah
3. Sadarilah bahwa DEWASA untukmu berbeda dengan orang lain
4. Dewasa tidak bisa diukur secara global ! jadi, hindari kata2 "kamu tidak deewasa" tanpa merujuk ke subjek pembicaraan tertentu
Oh ya, melanjutkan cerita tadi, saya menjawab sms temen saya dengan pertanyaan
- apa itu dewasa buatmu?
- apa itu dewasa buat kakakmu?
- bisakah dewasa diukur ?
Dan buat saya, 'dewasa' tidak menjadi subjek penting
karena percuma menjadikannya kosakata penting karena ambiguitasnya
saya sarankan, kalau anda malas berhubungan dengan filosofi APALAGI sampe hal2 yang tidak terlalu krusial seperti ini, lupakan saja kata DEWASA
saya hanya menggunakan kata DEWASA untuk beberapa hal seperti, musical maturity(yang ini ada patokan abstraknya, jadi relatif jelas ketimbang 'dewasa' dalam konteks umum), pembandingan dua hal dalam subjek spesifik, dan menyembunyikan makna sesungguhnya dari kalimat (Seperti di 3 par. di atas)
-kitti-adulthood-
Saturday, June 6, 2009
bekerja dengan hati...
okey... hidup ini adalah sebuah proses yang berlangsung terus, dan gak tau ke arah mana kita berproses, hebatnya...
daridulu saya selalu menekankan ke anak2 saya, kamu lakukan dengan hati
tanpa itu, percuma...
kalo uda suka, ya uda pake hati, itu menurut saya
kalo uda ga bisa lepas, ya itu lebih lagi
tapi baru kemaren, beenr2 kemaren abis pensi
sebuah proyek yang sebetulnya ga gede2 amat buat gua (peran gua maksudnya ga gitu banyak)
dan tadinya ga kenal ama anak2nya juga sih
lantas mengajarkan gua lebih banyak apa artinya bekerja dengan hati
mengetahui bahwa konser kemaren banyka sekali kesalahan, entah dari kita, dari sond, atau dari manapun
ada satuh al yang tetep ada di hati saya, saya mencintai apa yang saya lakukan
dan itu memberikan sebuah kenikmatan yang luar biasa...
biar kata stress gara2 salah not (3 not -.-" apal banget gue, tapi yang satu AGAK fatal walau akirny abener)
pada akhirnya sekarang gua puas, dan menanti proyek selanjutnya
intinya adalah
bekerja dengan hati memberikan sesuatu yang ga bisa dibeli
melimpahkan passion gua terhadap musik dan kemanusiaan serta pendidikan
pantesan gua masih bertahan di sekolah itu ya...
dan meninggalkan itb
mungkin karena hal tadi
saya cinta mengajar
saya cinta musik
saya cinta performance
dan saya cinta anak2 yang semangat
heu...
senangnya....... entahlah
daridulu saya selalu menekankan ke anak2 saya, kamu lakukan dengan hati
tanpa itu, percuma...
kalo uda suka, ya uda pake hati, itu menurut saya
kalo uda ga bisa lepas, ya itu lebih lagi
tapi baru kemaren, beenr2 kemaren abis pensi
sebuah proyek yang sebetulnya ga gede2 amat buat gua (peran gua maksudnya ga gitu banyak)
dan tadinya ga kenal ama anak2nya juga sih
lantas mengajarkan gua lebih banyak apa artinya bekerja dengan hati
mengetahui bahwa konser kemaren banyka sekali kesalahan, entah dari kita, dari sond, atau dari manapun
ada satuh al yang tetep ada di hati saya, saya mencintai apa yang saya lakukan
dan itu memberikan sebuah kenikmatan yang luar biasa...
biar kata stress gara2 salah not (3 not -.-" apal banget gue, tapi yang satu AGAK fatal walau akirny abener)
pada akhirnya sekarang gua puas, dan menanti proyek selanjutnya
intinya adalah
bekerja dengan hati memberikan sesuatu yang ga bisa dibeli
melimpahkan passion gua terhadap musik dan kemanusiaan serta pendidikan
pantesan gua masih bertahan di sekolah itu ya...
dan meninggalkan itb
mungkin karena hal tadi
saya cinta mengajar
saya cinta musik
saya cinta performance
dan saya cinta anak2 yang semangat
heu...
senangnya....... entahlah
Subscribe to:
Posts (Atom)