Thursday, June 25, 2009

intinya bukanlah sebuah inti... pernah denger gak ?

intinya bukanlah sebuah inti
bingung kan ? hahaha
ambigu...
kalo diterjemahin ke english, mungkin lebih mudah
the point is not a core
salah deng
the core is not a point
lihat ya bedanya
point dengan core kan berbeda tuh
saya menalarkan sore dengan "inti"
dan point mengacu ke "bentuk"

atau, lebih mudah begini deh...
inti itu bukan sesuatu yang PASTI kecil
secara internal, kata 'inti' memiliki makna sebagai "apa yang menjadi pusat dan hal terpenting dari suatu hal"
ini yang sering disalahartikan manusia
oran sering bange mengasumsikan bahwa sebuah inti adalah sebuah titik tunggal yang bisa menjelaskan keseluruhan isi lainnya

OKAY, MASIH BINGUNG KAN ?!? hahaha (senang? -.-")

yang mau saya bahas di sini adalah mengenai persepsi salah tentang hal-hal secara umum
gua juga bingung sih bilangnya gimana...
contoh kasus deh ya

A bertanya kepada B
masalahnya apa ?
bla bla bla bla bla, diceritakan deh semuanya
lantas A berkata, intinya ?
B berkata, intinya sih kami salah paham
that's the first case

kasus kedua...
C berbincang2 dengan D
C bertanya, kenapa E itu begini begitu
bla bla bla bla bla bla (bla nya lebih banyak satu)
D pun menjawab dengan 6 buah BLA
bukan BRA tentunya, karena BRA tidak menjawab persoalan !
lantas C bertanya, lalu apa intinya ?
dan D pun terdiam
E juga (jelas karena dia ga diajak bicara)

saya ingin memberikan gambaran abstrak melalui kasus di atas
mengenai tidak adanya inti yang berbentuk inti dalam sebuah hal


saya hidup di lingkungan yang serba praktis, yang ingin jawaban singkat dan padat, dan diharapkan menjawab pertanyaan
itu baik sekali, memiliki jawaban padat berisi dan solutif
tetapi sayang sekali, banyak sekali persoalan yang tidak bisa dijawab dengan YA atau TIDAK
tanpa disadari, manusia mem-pack semua jawaban menjadi YA atau TIDAK dalam sebuah kuesioner
padahal, lagi-lagi, YA dan TIDAK seringkali tidak memenuhi kriteria jawaban yang baik
inilah yang memnacing saya untuk berpikir (again) mengenai hal2 kecil tapi sering terjadi di sekitar hidup saya





pertanyaan kali ini simpel...
apakah kamu lebih mencintai ibu kamu daripada ayah kamu ?
tentu saja ada yang akan menjawab ya dan tidak !
untuk yang jawabannya ya, saya gamau bahas
untuk jawaban tidak...
bisa berarti kamu lebih sayang ayah, atau kamu menyayangi keduanya sama besar ! (Setidaknya itu yang kamu pikir)
lagi-lagi, untuk yang LEBIH SAYANG AYAH, saya gamau bahas
saya akan membahas yang lebih sulit, sayang keduanya SAMA BESAR

gua jujur aja, sangat terganggu dengan jawaban ini
menurut saya, mencari sebuah 'sama dengan' itu jauh lebih sulit ketimbang lebih besar atau kecil
karena dalam kasus besar kecil, rangenya bisa kamu buat besar sekali (bisa jauh bisa kecil sekali)
dan dalam kasus sama dengan, kamu bisa membuatnya SEAKAN-AKAN sama dengan
misalnya dalam penalaran nada, hearing test
gampang loh bedain ini lebih tinggi ato lebih rendah ? katakanlah frekuensinya 300-400
TETAPI ketika jeda frekuensi saya dekatkan menjadi 399-399,5
telinga saya tak mampu mendengar perbedaan lagi (jujur)

kasus lain...
"mana yang lebih enak, bubur atau baksonya ?"
ketika saya berkata, SAMA ENAK
ini akan mengundan pertanyaan besar !
sudah jelas keduanya adalah makanan yang berbeda
kalau saya pecinta bakso, bukan bubur ? gimana dong ?
atau sebaliknya, gimana ?
atau katakan saya benci keduanya (ini mempermudah keadaan), saya akan berkata keduanya sama2 gaenak !
tetapi kalo ditanya lagi, mana yang lebih gaenak, jawabannya akan menjadi sulit sekali bukan ?

kembali ke persoalan ayah dan ibu...
saya menghindari jawaban ya dan tidak untuk pertanyaan di atas
saya mencintai ayah saya karena bla bla bla
ibu saya karena bla bla bla
dua hal berbeda, tolak ukur yang tidak ada (subjektif dan relatif)
kedua hal ini membuat pertanyaan itu tak bisa dijawab dengan pilihan yang tersedia



sebetulnya ideologi ini sering dijumpai dalam kehidupan sehari2
ada sistem organisasi yang MENUNTUT semua komponennya bekerja untuk bisa berjalan
pokoknya, kalau ada satu saja bagiany ang rusak, sistem ini tidak berjalan sama sekali
kalo dibikin diagram...
A-B-C-D-E-A (berbentuk lingkaran, kembali ke A)
tentu saja, karena semua mengalir, apabila mandek di salah satu bagian, semua akan mati

ada juga sistem yang bisa menangani kerusakan komponen pembantu
dalam hal ini, strukturnya akan menjadi terpusat
B
C - A - D
E
keuntungannya, kalau BC rusak, sistem tetap bisa berjalan
tetapi ketika A rusak, semua akan mati juga

dalam dua kasus di atas, inti dari masalah dan strukturnya bukanlah sebuah titik



itu contoh aplikasi inti yang bukan sebuah inti
belum ngerti maksud saya ?
saya ingi nmenyampaikn bahwa orang2 seringkali memaksakan orang lain untuk menjawab pertanyaan dengan pilihan yang demikian tertutupnya
memang sih ini bukannya tidak boleh
tetapi tentunya ada untung-rugi yang harus dipertimbangkan kan ?
ini yang sering tidak dipikirkan ama interviewer amatir dan audisi jabatan di sekolahan

dalam kasus ayah-ibu di atas, saya akan menjawab 'tidak' kalau memang dipaksa jawab
yang artinya, 'saya tidak tahu' atau 'saya tidak bisa menjawabnya'
pada akhirnya jawaban ini tidak berakibat terlalu buruk ke saya,toh saya tidak bohong sama perasaan sendiri
tetapi interviewer akan menjadi bingung juga kan pada akhirnya ?
pada akhirnya mereka tidak bisa menyimpulkan apakah saya lebih sayang ayah, sama dengan, atau deskripsi lainnya
kalau dibilang sama dengan, sama dengan itu seperti apa ?
lagi-lagi, informasi tidak akan didapat secara akurat

mengapa manusia tetap memakainya ?
alasannya banyak bnget...
tetapi kalau masih digunakan setelah pertimbangan panjang, seringkali mengacu ke sini
manusia ingin menyederhanakan setiap hal, mempersingkat waktu, dengan mengorbankan sesuatu yang lain

TETAPI
mengenai pemakaian pertanyaan ya-tidak, saya angkat tangan, itu terserah anda
barangkali anda hanya butuh pertanyaan yang banyak tanpa harus mendengar jawaban
hanya untuk membunuh waktu ?
atau hanya untuk memenuh-menuhi lembar kuesioner ?
itu terserah anda
yang pasti, itulah sebagian untung rugi yang ada dalam konteks ya-tidak

buat temen2 saya, jangan bosan ketika saya tidak bisa menjawab ya atau tidak
karena kondisinya memang tidak selalu simpel
coba pikirkan lagi setiap jawaban ya atau tidak yang kamu berikan ke orang lain
betulkah isinya hanya YA untuk setiap ya
dan apakah hanya berisi TIDAK untuk setiap tidak yang kamu berikan ke orang lain ?
seringkali kita menyesali pengambilan keputusan bukan karena keputusan yang kita buat
tetapi karena hal kecil yang tersangkut di dalamnya...
dan parahnya, kita berusaha menutupinya

kalo ada yang mau cerita ama kita, juga jangan langsung tanya ke 'inti' nya begitu aja
proses curhat juga hal penting dalam hal psikologis tauk... bukan solusinya



untuk post tambahan, untuk yang sangat hobi berpikir panjang mpe bulanan atau tahunan...
coba pikirkan...
1. apakah ya-tidak merupakan jawaban yang cukup baik ? asumsikan kita punya cukup banyak waktu sampai tak terhingga
2. betulkah ada yang namanya inti berbentuk inti ? bukankah inti itu seringkali terbentuk dari benda2 lain ?
3. apakah lebih penting mengetahui keberadaan inti masalah ketimbang penyusunnya ?



-kitti-inti adalah kosong-

2 comments:

张财荣 said...

masih gak ngerti Ya ... T.T

ade said...

versi mudahnya aja gue gag ngerti. so stupid. huhu